Mei 17, 2021

Break a Heart

Mom, I just broke someone's heart.

Mamah selalu bilang, "Jangan sampai apa yang terjadi di keluarga ini, terjadi pula di hidup kamu" dan aku berjanji untuk menepatinya.

If there's someone loving you unconditionally, keep their heart, don't broke it.

But, I did it.

I broke someone's heart.

Aku gak tau apa yang terjadi sama aku beberapa bulan ke belakang. Aku merasa kehilangan arah. Setelah kejadian itu, aku baru sadar kalau ini bukan aku. Kenapa? Apa yang terjadi sama aku? Pembenaranku, aku merasa kesepian. Tapi, itu bukan suatu alasan yang valid. Aku salah. Tuhan sayang sama aku, mungkin dengan cara ini caranya, meskipun caranya dengan menghancurkan hati seseorang.

Aku minta maaf.

Tapi, aku rasa aku gak layak untuk dimaafkan. I don't deserve any forgiveness. I just ruin someone's heart; someone's life.

Dulu mungkin terpikir respon Mamah itu berlebihan. Tapi, kali ini aku merasakannya. It just hits me. Real hard.

I lost myself.

I don't even recognize who I am now.

I turned into some kind of heartless monster.

I put too much expectation on people.

I'm sorry.

I'm sorry.

I'm sorry.

If God let me asking for a wish, I wish I died right now.

April 05, 2021

Breakup

Baru saja mengalami kondisi "breakup."

Kejadian ini baru pertama terjadi di hidup aku. Meskipun baru beberapa hari terjadi, raanya cape banget. Tiap detik kalau gak aku kontrol mungkin aku bisa nangis terus. Emang bawaannya cengeng aja kali ya.

Sampai hari ini, sedih ini terasa berlarut-larut. Aku baru sadar kalau selama ini aku ga memanfaatkan waktu dan momen dengan maksimal. Kalau inget itu, rasanya ingin kembali ke masa lalu dan menikmati semuanya. Kalau aja aku tau waktu ku udah gak banyak lagi.

Awalnya, aku tau ini semua akan datang. Sebenernya udah tau liat selewat-selewat. Kemudian di harinya, respon ku pun, ya udah. Aku udah siap-siap dari lama tentang keadaan ini. Tapi, keesokan harinya, aku ngerasa ada sesuatu yang akan hilang. Belum hilang, tapi aku merasa hilang. Ketika sendiri, air mata mengalir. Oh, mungkin ini ya yang dinamakan sedih, pikir ku saat itu. Ternyata semua berlanjut sampai beberapa hari kemudian. Mengingat momen yang pernah dilalui, aku nangis lagi. Bahkan nangisnya parah. Seakan aku kehilangan sesuatu yang sangat berharga di dalam hidup aku.

Tapi, emang bener sih. Ini tuh adalah sesuatu yang berharga. Hal ini datang di saat yang tepat. Aku gak tau apa yang akan terjadi kalau aku gak menemukan ini. Mungkin 3 tahun ke belakang hidupku akan hancur gak terarah. Aku ingat, aku mengeluh untuk berhenti kuliah karena gak kuat dengan dramanya. Tapi, aku selalu diyakinkan untuk lanjut terus, bahkan terus didampingi sampai hari terakhir sidang, meskipun tak seruang, tak nampak.

**

Saat ini aku lagi ada di meja kerja. Dari pagi rasanya ingin nangis terus. Tadi sempet liat beberapa foto hasil tangkapan kamera, aku ingin nangis lagi. Kaki aku bergerak terus, cemas, ingin rasanya teriak terus menangis. Tapi, aku Insya Allah ikhlas. Biarkan aku ngerasain gimana rasanya sedih. Sedih kehilangan sesuatu. Sedih karena sudah gak akan bisa dimiliki lagi. Sebenarnya kan kita pun gak punya apa-apa. Semuanya akan kembali ke Tuhan. Aku mencoba ikhlas. Tapi, biarkan aku merasakan kesedihan ini, agar kelak aku bisa menghargai setiap momen dengan orang-orang di sekitar ku.

Bismillah, Insya Allah aku ikhlas.

Kamu, berjalan maju lah. Tak perlu kamu mengkhawatirkan ku.

I'll be fine...

Januari 30, 2021

Homesick

Baru seminggu jauh dari rumah untuk "merantau," tapi aku udah ngerasa homesick.

Dari dulu selalu ingin keluar rumah banget, tinggal sendiri, di kota lain, dengan kehidupan baru. Tapi ternyata sampai saat ini belum seindah yang aku bayangin... Mungkin juga karena saatnya lagi gak tepat-teparnya.

Selama seminggu ini, aku belum nemuin makanan yang pas banget sama aku. Aku pikir, aku bisa makan dimana aja dengan menu apa aja. Ternyata aku gak se-oke itu hahahaha. Mungkin karena terbiasa makan makanan dengan bumbu yang gak dihemat-hemat (royal), makanan di sini rasanya... Hambar. Gak bikin aku nafsu makan. Jadinya, aku makan pun cuma untuk memenuhi kebutuhan badan agar gak kelaparan dan gak mudah sakit.

Kemarin, aku sempet coba cuci kemeja putih di laundry kosan. Aku sadar sih, ekspektasi aku terlalu tinggi, apalagi dengan kondisi laundry pagi masuk dan sore selesai. Selama ini aku hidup di antara kesempurnaan yang orang tua aku kasih, terutama Mamah. Mamah selalu mastiin kalau pakaian anak-anaknya selalu dalam kondisi rapi, gak lecek sedikit pun. Alangkah kecewanya aku ketika hasil setrikaan laundry kosan banyak garisnya, gak beraturan, dan lecek. Tapi, aku memaklumi, di sini jumlah kamar kurang lebih ada 90 dan aku yakin betapa capeknya si mbak dan mas ngelakuin laundry tiap harinya.

Ku pikir aku akan tidur dengan lebih nyenyak, dimana setiap malam aku ga bisa tidur kalau di rumah karena Mamah mengeluh Dewa yang pulangnya selalu larut malam. Ternyata di sini tidurku jadi lebih tidak nyenyak. Tidur jam 11, bangun jam 5. Mungkin ada 2-3 kali aku terbangun dan sadar kalau aku sendirian. Mungkin ini rasanya kesepian itu. Dari hidup yang sangat penuh dan overwhelmed menjadihidup yang sendiri dan penuh kekhawatiran.

Aku bakal senang ga ya dengan jalan hidup ini?

Januari 24, 2021

H-1

 Jadi..


Ceritanya, aku akan memulai stage baru di kehidupan aku.


Yup, I'm moving to capital city!