Selamat datang di tahun pohon ganda.
Bukan aku yang baru, aku masih yang sama, hanya semakin matang saja (secara fisik, belum tentu psikisnya). Seperti biasa, menghindari keramaian dengan mengambil cuti karena malas dengan keramaian perayaan ini itu yang sejujurnya kurang berarti.
Gak tau juga sih.
Mungkin banyak kecewanya aja. Selama ini merasa selalu merayakan orang-orang, tapi ternyata aku gak pernah dirayakan balik. Hehe. Agak pamrih, tapi ekpektasi aku gitu kalau liat temen-temen lain: ketika mereka merayakan, mereka dirayakan balik. Ketika aku ga dirayakan, ya mungkin aku harus berhenti merayakan juga, kah?
Memang ga semua orang menganggap aku ini sebegitu berdampak dalam hidup mereka. Padahal aku merasa dulu selalu menganggap setiap orang itu penting. Tapi, mungkin memang kurang. Hanya beberapa yang benar-benar merayakan. Bisa dihitung dengan satu jari mungkin. Sisanya ada yang merayakan karena melihat orang lain merayakan. Ternyata fisik yang matang, belum diikuti dengan psikis yang matang, yang masih berpikir mata-untuk-mata, padahal kehidupan ga sesimpel itu, kan? Mungkin ekspektasi yang membunuh. Makanya karena merasa tidak sesuai, akhirnya menarik diri. Lebih tenang. Ada rasa marah, sedikit. Tapi, marah buat apa?
"The cake gets smaller, the party quieter--just like the years slipping by, faster and faster."
Doa yang terselip dari orang di sekitar adalah semoga aku segera menemukan pasangan hidup.
Mungkin ada benarnya: Pasangan untuk mendampingi kehidupan di masa yang akan datang. Hari ini, di masa produktifku, rasanya sepi. Ga bisa kebayang kalau nanti, ketika aku sudah tidak lagi produktif dan orang-orang sudah sibuk dengan lingkaran keluarga yang mereka bina, akan sesepi apa rasanya. Hari ini benar-benar sepi.
Aku menyiapkan kamera instanku untuk merayakan malam itu. Aku pikir, aku mau mengambil momen-momen dengan keluargaku. Tapi, sepertinya memang keluargaku ga bisa digini-giniin. Tapi, aku masih bersyukur masih bisa bersama mereka. Hanya saja ekspektasiku terlalu tinggi.
Apa salah ya kalau berharap untuk dirayakan?
Ga tau sih, ini pertanyaan aja. Kaya senang bisa dirayakan. Dengan kata-kata manis. Dengan sikap-sikap manis. Dengan semua hal yang manis. Tapi, semua terasa asam-garam saat ini. Semua berjalan seperti biasa. Harusnya aku punya waktu-aku, tapi ternyata cuma aku yang merayakan, atau bahkan akupun tidak merayakan karena menarik diri. Apakah semuanya ini karena aku yang memutuskan menjauh? Tapi, selama ini pun, selama mendekat, aku capek. Seperti aku aja yang selalu mendekat, tapi ga ada yang mendekat ke aku. Mendekatpun, pasti ada kebutuhan, butuh teman diskusi (secara profesional), butuh bantuan untuk membantu sertifikasi, atau lainnya. Semuanya berkaitan dengan kegiatan profesional dan keilmuan. Kegiatan-kegiatan non profesional pun terasa memberatkan karena lingkunganku tidak suka dengan kegiatan yang hanya duduk diam atau jalan-jalan di kota. Ya, aku iri sama mereka. Mereka punya ini itu. Aku gak punya. Aku hidup sendiri, memenuhi kebutuhan sehar-hari aja masih kewalahan. Tapi, mereka gak mau ngerti. Kalaupun aku nolak, aku yang dianggap "aneh." Aku kewalahanpun mereka gak ada yang peduli, kayanya. Jadi aku merasa lebih baik ngasih jarak dikit demi dikit.
Mungkin aku merasa sedang berada tidak di tempat yang tepat. Tempat yang tepat untuk aku. Beneran deh, saat ini doa aku gak muluk-muluk. Aku cuma ingin hidup lebih sehat dan lebih tenang. Aku gak minta hidup panjang. Aku gak minta harta yang berlimpah. Untuk apa hidup panjang dan harta berlimpah kalau aku gak sehat, tenang, dan bahagia? Bahkan aku lupa berdoa untuk aku lebih bahagia. Anggap aja jadi nomor 3, dengan harapan nomor 1 (sehat) dan nomor 2 (tenang) terwujud, bisa membawa ke nomor 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menurutmu gimana?